Isnin, 13 April 2015

KISAH PENJUAL IKAN DAN TEMPAYAN RETAK.


KISAH PENJUAL  IKAN

Seseorang mulai berjualan ikan segar dipasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan "Disini Jual Ikan Segar" Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya. "Mengapa kau tuliskan kata :DISINI ? Bukankah semua orang sudah tau kalau kau berjualan DISINI , bukan DISANA?" "Benar juga!" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "DISINI" dan tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR". Tidak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya.
 "Mengapa kau pakai kata SEGAR ? bukankah semua orang sudah tau kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?" "Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" dantinggallah tulisan "JUAL IKAN" Sesaat kemudian datanglah pengunjung ke tiga yang juga menanyakan tulisannya : "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tau kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan? 
" Benar juga pikir si penjual ikan,, lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggalahtulisan "IKAN" Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung ke 4, yang juga menanyakan tulisannya : "Mengapa kau tulis kata IKAN?, bukankah semua orang sudah tau kalau ini Ikan bukan Daging?" "Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu. (Author Unknown) Sahabat, Bila kita ingin memuaskan semua orang, maka yakinlah itu hal yang mustahil.... atau bahkan kita malah justru merugikan diri sendiri Sudah menjadi fitrah manusia untuk berbeda pendapat. 

Terbukti perumahan mungil2 yang dulunya sama semua, dalam hitungan tahun sudah menjadi beda semua... Jadi utamakan suara hati anda... biarlah orang lain berpendapat..., tapi saringlah, cerna kembali pendapat mereka... apakah sesuai dengan kata hati anda?... jika tidak, maka tegaslah tuk mengatakan... "Tidak!... maaf" :) Trimakasih telah membaca... Salam Motivasi...

88888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888888


KISAH  TEMPAYAN  RETAK


Alkisah ada seorang Ibu yang sudah tua di Cina dimana pekerjaanya mengambil air dari sungai. Sang ibu tua tersebut memiliki 2 buah tempayan untuk ia gunakan mencari air, yang dipikul di pundak dengan menggunakan sebatang bambu.

Karakteristik kedua tempayan itu berbeda. Salah satu dari kedua tempayan itu retak.Sedangkan tempayan yang satunya lagi mulus tanpa cela dan selalu memuat air hingga penuh.

Setibanya di rumah setelah menempuh perjalanan panjang darisungai untuk mengambil air, air di tempayan yang retak tinggal terisisetengahnya saja. Sedangkan tempayan yang mulus selalu membawa air dengan penuh. Selama 2 tahun hal tersebut berlangsung.Dan setiap harinya sang ibu tua ituhanya membawa pulang air satu setengah tempayan.

Tentunya si tempayan yangmulus itu sangat bangga akan pencapaiannya. Selalu mampu membawa air secara penuh untuk sang ibu. Namun tempayan yang retak merasa malu akan kekurangannya karena ia tidak mampu seperti tempayan yang utuh. Ia karap kali merass sedih, sebab ia hanya mampumemenuhi setengah dari kewajibannya.

Setelah 2 tahun yang dianggapnya sebagai sebuah kegagalan, akhirnya tempayan retakberbicara kepada ibu tua itu di dekat sungai. “Aku malu, karena aku tidak dapat membawa air dengan penuh sebab air selalu bocor melalui bagian tubuhku yang retak di sepanjang jalan menuju ke rumahmu.”

Ibu itu tersenyum, dan menjawab dengan sebuah pertanyaan “Tidakkah kau lihat bunga beraneka warna di jalur yg kau lalui, namun tidak ada di jalur yg satunya?

Aku sudah tahu kekuranganmu, aku menabur benih bunga di jalurmu dan setiap hari dalam perjalanan pulang kau menyirami benih-benih itu. Selama 2 tahnu aku bisamemetik bunga-bunga cantik untuk menghias meja”, kata sang ibu.

Kalau kau tidak seperti itu, maka rumah ini mungkin tidak se indah ini, sebab tidak adapenghias bunga di rumah kita. Kita semua mempunyai kekurangan dan kelebihanmasing-masing. Begitu juga dirimu, engkau punya kelebihan dan kekurangan. Namun keretakan dan kekuranganmu itulah yg menjadikan hidup kita bersama indah danmenyenangkan”, imbuh sang ibu.
Sobatku,
Sungguh betapa kita terkadang merasa malu dengan segala kekurangan yang ada pada diri kita. Kekurangan tidak bisa seperti orang lain yang kita temui disekitar kita. Namun, prlu kita ketahui sobat, kita tidak lantas minder akan hal tersebut. Karena, pasti ada hikmah dan kelebihan yang kita miliki pada hal yang lain.
Seperti halnya tempayan pada cerita diatas. Ia kurang dalam kemampuan membawa air, tetapi ia mempunyai kelebihan mampu memberi manfaat pada makhluk lain yakni dengan menyirami bunga di jalurnya.
Untuk itu sobatku, kita harus mulai berfikir lebih dewasa akan kelemahan pada kita.
“Sesungguhnya ketika kita memahami kelemahan, maka justru kelemahan itu akan meninggikan kelebihan kita”

Tiada ulasan:

Catat Ulasan